HARIAN SUARA PEMBARUAN 26 Desember 1998


Apa Gunanya Banyak Uang, Tetapi Sakit-Sakitan?

Pembaruan/Tuti Gintini

PENGELOLA - Dr Lim (paling kanan), penemu khasiat jamur merah yang lalu dikemas menjadi kapsul yang dikenal berkhasiat membuat badan tetap bugar dan sehat. Tampak Dr Lim didampingi oleh General Manager DXN Indonesia, Budiman Salim dan Ir Dewa K. Sudarsana, selaku ketua Forum Informasi Layanan Terpadu produk tersebut.

AINAH adalah ibu dari tiga anak lelaki yang masih berumur di bawah 10-an tahun. Ia tinggal di perumahan Situ Indah, Bandung, Jawa Barat. Ia adalah salah satu distributor kapsul Daxen yang beruntung ikut dalam rombongan tur ke Malaysia.

Ia bercerita bahwa dengan menjajakan kapsul itu, tidak perlu ke luar rumah. Para pelanggannya bahkan datang sendiri. Ia, katanya, malah tak punya pembantu rumahtangga. Jadi mengurus rumah dan mengurus tiga anak yang masih relatif kecil, dilakukan sendiri.

Para pelanggan justru semakin kuat motivasinya ketika melihat Ny. Ainah setiap hari sibuk, tetapi badannya langsing, dan senantiasa tampak segar, di usianya yang sudah 37 tahun,''Mereka akhirnya malah makin yakin bahwa kapsul yang saya jajakan memang berkhasiat,'' ujarnya.

Menurut Ainah, penjaja kapsul memang seharusnya menjadi contoh nyata, sehingga mampu menarik banyak konsumen lain. Ia misalnya, selalu riang gembira dan tidak pernah menampakkan beban kelelahan hidup. Ainah memang mengaku telah lama mengkonsumsi kapsul itu dan ia merasa badannya tetap bugar dan jarang sakit.

''Saya menyukai produk DXN sebab sederhana dan jenisnya tidak kompleks, mudah untuk memasarkannya,''tambahnya.

Disebutkan, menjadi distributor obat kesehatan memang harus pandai-pandai berkomunikasi. Ia, dasarnya memang senang mengobrol dan senang memberi nasihat orang. Apalagi yang dijajakan adalah demi kesehatan dan kebugaran tubuh, maka, katanya, mudahlah baginya untuk mencari konsumen.

''Karena toh semua orang di dunia ini ingin sehat. Apa gunanya hidup banyak uang kalau sakit-sakitan?,'' ujarnya balik bertanya.

Menurut Dr Lim, pemilik perusahaan ini, pada intinya, kapsul tersebut bukanlah berfungsi langsung seperti obat yang menyembuhkan penyakit. Tetapi lebih tepat sebagai penggerak organ-organ tubuh untuk berfungsi seperti seharusnya. Menggerakkan fungsi hati, paru-paru, jantung, dll agar sistem tubuh menjadi seimbang.

Oleh karena itu, katanya, semakin orang meminum secara teratur kapsul itu, maka sistem organ tubuhnya berjalan lancar dan normal. Ia menjadi senantiasa sehat dan bugar, karena semua organ tubuh berfungsi baik. Karena itu juga, katanya, tak ada batasan umur berapa meminum kapsul ini, dari mulai bayi baru lahir hingga orangtua renta pun tidak masalah.

Dalam rombongan dari Indonesia itu, selain Ainah juga ada Ny Wardoyo dan Ny. The Sioe Mei. Sementara dari Jakarta antara lain Makmoer Istidjab, Drs Mugny, Gusti Putu Padmi, Gunadi Widjaja Yosua Lieman,, Limajatini, I Dewa K. Sudarsana, Margaretha Herawati,Wylyana, Junus Djunaedi, Irwan Suyanto, dll. Tampak juga dari Bali, pasangan yopie dan Naniek Moningka, serta ada dari Semarang, Tri Arijani.

Berprestasi

Rombongan dari Indonesia ini memang mencapai 80 orang, termasuk 4 wartawan media cetak dan yang mewakili SCTV. Yang menarik, para distributor yang dianggap berprestasi ini punya profesi beragam. Ada yang memasarkan DXN ini sebagai pekerjaan sambilan atau iseng-iseng, ada juga yang pekerjaan utama karena tiba-tiba diperhentikan (di PHK) karena perusahaan bangkrut. Ada pula yang bekas tukang soto yang ternyata memasarkan kapsul yang dianggap berkasiat ini tiba-tiba sudah memiliki banyak uang.

Di Malaysia, rombongan dijamu makan siang dan makan malam oleh pihak perusahaan DXN Pusat, yang kantornya terletak di Kedah Darul Aman, ditempuh sekitar 1 jam dari Kuala Lumpur dengan pesawat. Rombongan juga menghadiri Malam Gemilang, suatu resepsi besar-besaran untuk merayakan suksesnya pemasaran produk ini di berbagai negara. Selain itu, tamu-tamu dari Indonesia ini juga dapat melihat secara langsung, bagaimana proses penanaman jamur merah sebagai bahan dasar kapsul. Mereka melihat langsung dan dapat mengamati dan memegang jamur yang diyakini merupakan tanaman paling berkasiat itu. Lalu juga datang ke pabrik pengemasannya, dan mengunjungi kantor pusat, serta berwisata ke beberapa tempat pesiar, antara lain ke Menara Kuala Lumpur.

Baru setahun kapsul ini diperkenalkan di Indonesia, konsumennya menurut Budiman Salim, General Manager DXN Indonesia, telah mencapai 10 ribu orang. Selain di Jakarta, pusat pemasaran kapsul ini juga di Semarang, Bandung, Bali, Medan, dan Surabaya.

Sebagaimana disebut oleh pendirinya, Dr Lim, kapsul ini mempunyai keunggulan pada khasiat yang tinggi dan harga yang ditekan murah. Barangkali soal harga murah memang cocok untuk situasi dan kondisi di Indonesia. Di mana orang saat ini sedang dililit hidup susah dan takut sakit karena harga obat-obatan membubung tinggi, maka begitu tersiar ada ''kapsul ajaib'' yang dapat membuat sehat dan bugar sudah barang tentu diserbu orang.

Umumnya, obat yang diyakini dapat menyehatkan tubuh yang dijajakan melalui sistem Multi Level Marketing (MLM) atau sistem penjualan langsung harganya beragam. Kapsul sejenis yang diyakini dapat menurunkan berat badan misalnya, ada yang dijajakan Rp 350.000 per kotak untuk satu bulan. Sementara kapsul Daxen ini, harganya hanya Rp 56 ribu.

Nah, di sini pula soalnya. Sebagaimana pepatah mengatakan semakin tinggi pohon cemara semakin kencang pula goyangan anginnya, maka begitulah kira-kira perjalanan kapsul ini. Terpaan gosip atau isu silih berganti, misalnya tentang efek negatif kapsul ini.

Harian Pontianak Post, tertanggal 10/12 lalu misalnya, tiba-tiba menurunkan artikel tentang kasus-kasus stroke yang konon akibat menenggak kapsul yang terbuat dari jamur merah itu. Koran lain Cendrawasih Pos, juga pada tanggal yang sama menurunkan berita bahwa DXN termasuk dalam daftar obat yang bermasalah.

Bagi Budiman Salim, berita-berita semacam itu sudah biasa sehingga ia tak mencemaskannya. "Itu kan risiko persaingan dagang. Banyak yang iri melihat kapsul kami berkembang pesat sehingga sengaja membuat berita negatif,'' ujar pria bujangan ini dengan nada kalem.

Apalagi, katanya, artikel itu juga tidak akurat, sebab si penulis seakan-akan merasa tak perlu melakukan konfirmasi dengan pihak yang bersangkutan. Sementara itu, produk kapsul itu sendiri, dikatakan, telah lulus dari penelitian Dirjen POM. ''Jadi untuk apa menanggapi berita-berita yang sumbernya tidak jelas,'' lanjut Budiman ketika dihubungi Pembaruan .(T-9)